Kamis, 14 Maret 2013

KESENIAN INDONESIA

KESENIAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH
Kalimantan Tengah yang masih tertinggal pembangunan fisiknya dibandingkan berberapa daerah di Indonesia, sejauh ini merupakan tempat yang cukup damai dan tentram. Secara geologis ancaman bencana alam gempa bumi / tsunami tanah longsor atau banjir besar belum pernah terjadi di daerah ini. Persoalan kabut asap yang terjadi pun hanya bersifat temporer dan dalam kemarau yang amat ekstrim saja. Wilayah ini telah mampu memulihkan diri dari masalah internal etnisitas yang dahulu pernah terjadi. Kalimantan Tengah sekarang masih merupakan Propinsi terluas nomor 4 (empat) di Indonesia setelah Papua Barat, Papua, dan Kaltim. Propinsi ini lahir dari penataan kembali Propinsi di Kalimantan, di mana dahulunya propinsi ini merupakan wilayah Kalimantan Selatan. Lahan Kalteng sebagian besar masih misterius, pada bagian Selatan pada umumnya adalah rawa-rawa dan gambut dan makin ke utara menanjak menuju jajaran pegunungan Muller Schwaner yang sampai sekarang juga masih misterius. Ibu kota propinsi Palangka Raya terletak di tengah-tengah seluruh ibu kota Kabupaten atau berada di titik sentral semua ibu kota Kabupten yang ada di Propinsi ini. Pembangunan daerah antara Propinsi dan Kabupaten berlangsung dalam derajad yang hampir sama, bahkan beberapa Kabupaten telah lebih cepat berkembang dibandingkan Propinsi sendiri, seperti Kotawaringin Timur, Barito Utara dan Kotawaringin Barat. Hal ini dimungkinkan karena letak strategis kota Palangka Raya di tengah Propinsi yang membuka peluang tumbuhnya wilayah-wilayah secara simultan. Propinsi ini di huni oleh hampir seluruh anak suku bangsa yang ada di Indonesia sekitar 12 orang per kilometer persegi dan mereka “multi etnis” dan multi budaya. Namun di sana masih hadir etnis awal yaitu suku Dayak. Apabila anda melihat dari jendela pesawat ke permukaan daratan Kalteng, anda harus menyibak awan keperakan yang selalu berarak di atas bumi “Isen Mulang”. Dari atas sana dengan seksama dan teliti, anda akan melihat garis pantai Propinsi Kalimantan Tengah di Laut Jawa sejauh 750 km yang masih sunyi sepi dan muara sungai-sungai besar seolah kepala ular naga yang tanpa ujung. Ada 11 sungai besar dan ribuan cabang dan anak sungai. Pada saatnya Anda akan menemukan jantung Kalimantan Tengah ibu kota Propinsi Palangka Raya hampir berada di tengah-tengah Pulau Kalimantan. Kota Palangka Raya adalah kota yang lahir dari suatu grand desain asli Republik Indonesia, yaitu kota ini di bangun oleh prakarsa Presiden RI pertama Bapak Soekarno bersama dengan tokoh-tokoh putera daerah yang diwakili oleh Bapak Tjilik Riwut. Kota yang di bangun oleh beragam tangan kebersamaan anak suku bangsa. Inilah satu-satunya kota pertama yang direncanakan dan di bangun dari tiada. Kota yang dapat dikatakan lahir dari buah tangan di masa-masa awal kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1957. Kota Palangka Raya dapat dikatakan sebagai tonggak sejarah pembangunan kota bagi Indonesia, karena kota ini dilahirkan melalui buah tangan kemerdekaan dari tiada menjadi nyata. Di kota inilah secara teratur setiap tahunnya diadakan secara sederhana Festival Seni Budaya Dayak “Isen Mulang”. Agenda seni budaya yang merepresentasikan sebagian kecil khazasanah seni budaya tradisional suku Dayak dan akulturasi budaya masyarakatnya dengan masyarakat pendatang yang lainnya. Festival ini jauh dari khayalan utopis glamour seni budaya. Hanya sebuah cerminan orisinalitas kehidupan anak bangsa yang sederhana dan bersatu dalam harmoni alam dan Bhinneka Tunggal Ika Republik Indonesia. Jarang terdengar dan dipromosikan, namun kami eksis dan terjangkau oleh semua orang yang berkeinginan menyentuhnya. So let’s go to discover Central Kalimantan in Palangka Raya through Isen Mulang Art and Cultural Festival. Come to the “the lung of the world” and the home of “orang hutan”, the most exotic and closer big ape or primate to human being. Inilah keunikan pakaian dan gaya penari tradisional Kalteng. Kalimantan Tengah merupakan Daerah yang potensial kegiatan pariwisata, seni dan budaya. Berbagai jenis potensi wisata alam seperti satwa langka orang-hutan, hutan hujan tropis yang masih alamiah, air terjun / riam yang masih alami, danau-danau yang masih alami, 11 sungai yang panjang dan lebar ditepinya ditumbuhi hutan tropis yang menghijau dengan faunanya yang kadang-kadang dengan mudah dilihat ketika melewati aliran sungai menggunakan perahu. Berbagai jenis torehan budaya tradisional seperti tarian, pemakaman kuno, tempat-tempat keramat, pakaian adat, rumah adat, kerajinan rakyat, pusaka dan lain-lainnya masih merupakan potensi sumber daya yang terpendam dan belum banyak diketahui masyarakat lainnya. Pengelolaan Pemerintah Daerah masih amat terbatas, mengingat kegiatan wisata, seni dan budaya itu memerlukan berbagai infrstruktur penunjang, apabila ingin dijadikan komoditas menggali pendapatan bagi masyarakat dan daerah.
juliwindasari.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar